- Posted by : Joko Mulyono
- on : May 13, 2025
Beberapa alasan umum mengapa siswa tidask mengambil ijazah sekolah setelah lulus, di antaranya:
1. Masalah Administrasi atau Biaya
Beberapa siswa tidak bisa mengambil ijazah karena belum menyelesaikan kewajiban administratif seperti pembayaran sumbangan atau denda tertentu.
2. Kurangnya Informasi atau Sosialisasi
Siswa tidak tahu kapan dan bagaimana cara mengambil ijazah, terutama jika tidak ada pengumuman atau komunikasi aktif dari pihak sekolah.
3. Pindah Domisili atau Kontak Hilang
Siswa sudah pindah ke daerah lain atau ke luar negeri, sehingga sulit kembali ke sekolah hanya untuk mengambil dokumen.
4. Tidak Membutuhkan Ijazah Secara Langsung
Sebagian lulusan langsung bekerja di sektor informal atau melanjutkan ke perguruan tinggi tanpa perlu menunjukkan ijazah SMA, sehingga mereka menundanya.
5. Lupa atau Menunda Terlalu Lama
Setelah lulus, siswa mungkin sibuk dengan pekerjaan, kuliah, atau urusan pribadi lainnya sehingga lupa atau tidak sempat mengambil ijazah.
6. Masalah Pribadi atau Keluarga
Kondisi keluarga, kesehatan, atau masalah pribadi lainnya bisa membuat siswa menunda atau enggan kembali ke sekolah.
7. Stigma atau Trauma
Ada juga yang merasa tidak nyaman kembali ke sekolah karena pengalaman negatif selama bersekolah, seperti bullying atau konflik dengan guru/sekolah.
Sikap orangtua ketika mengetahui ijazah anaknya masih ditahan di sekolah sebaiknya bersifat:
1. Kooperatif dan Komunikatif
Segera datang ke sekolah untuk berdiskusi secara langsung dengan pihak administrasi atau kepala sekolah.
Tanyakan secara jelas alasan penahanan ijazah dan cari tahu opsi penyelesaiannya.
2. Mengedepankan Etika dan Sopan Santun
Hindari menyalahkan atau bersikap emosional. Tunjukkan niat baik untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat.
3. Jujur Mengenai Kondisi Keuangan
Jika alasan penahanan ijazah karena tunggakan biaya, jelaskan kondisi ekonomi dengan jujur dan minta opsi keringanan atau pembayaran bertahap.
4. Mengajukan Permohonan Tertulis Jika Perlu
Ajukan surat permohonan pinjam ijazah untuk keperluan mendesak seperti melamar kerja atau masuk perguruan tinggi.
5. Mengacu pada Regulasi yang Berlaku
Orang tua bisa mengingatkan secara sopan bahwa menurut kebijakan Kemdikbud dan Ombudsman, penahanan ijazah tidak diperbolehkan, terutama di sekolah negeri.
6. Mendukung Anak untuk Bertanggung Jawab
Ajak anak ikut bertanggung jawab, misalnya ikut membantu mencicil biaya atau bekerja sementara agar bisa menebus ijazah.
7. Menghindari Jalur Konfrontatif
Jika tidak mendapat solusi setelah upaya persuasif, barulah pertimbangkan melapor ke Dinas Pendidikan atau Ombudsman secara resmi.
Berikut beberapa langkah yang bisa diambil oleh pihak sekolah atau lembaga terkait
1. Pencatatan dan Inventarisasi
Buat daftar nama siswa yang belum mengambil ijazah beserta kontak terakhir yang dimiliki, dan simpan ijazah tersebut dengan rapi dan aman.
2. Upaya Penelusuran dan Pengingat
Kirimkan pengingat melalui pesan singkat, surat, atau media sosial. Bila memungkinkan, hubungi wali siswa atau alumni lain yang mungkin mengetahui keberadaan mereka.
3. Publikasi Informasi
Umumkan daftar nama siswa yang belum mengambil ijazah melalui papan pengumuman sekolah, situs resmi sekolah, atau media sosial resmi, dengan tetap memperhatikan privasi.
4. Koordinasi dengan Dinas Pendidikan
Laporkan situasi ke Dinas Pendidikan untuk mengetahui apakah ada kebijakan khusus atau bantuan yang bisa diberikan untuk menjangkau alumni.
5. Evaluasi Penyebab
Telusuri alasan umum mengapa ijazah tidak diambil, misalnya faktor ekonomi, keterbatasan akses, atau ketidaktahuan, lalu cari solusi sesuai temuan.
6. Penyediaan Hari Khusus Pengambilan Ijazah
Adakan hari khusus untuk alumni mengambil ijazah, misalnya saat reuni, dengan suasana yang ramah dan terbuka.
7. Kebijakan Penyimpanan Jangka Panjang
Tentukan batas waktu penyimpanan atau alih media arsip digital bila memungkinkan agar dokumen tetap bisa diakses meskipun fisiknya tidak diambil.