Skip to Content
Loading...
Nur Imamah
Nur Imamah
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Tantangan mendampingi anak saat mengalami kesulitan belajar di rumah

 





Mendampingi anak belajar di rumah saat mengalami kesulitan belajar bukanlah hal yang mudah, terlebih ketika anak sulit memahami materi pelajaran. Kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah yang belum maksimal membuat pemahaman anak terhadap materi menjadi terbatas. Di sisi lain, mencari les privat maupun kelompok juga bukan hal yang mudah, baik karena keterbatasan biaya, waktu, maupun ketersediaan tenaga pengajar. Anak pun kerap menunjukkan kurangnya minat untuk mengeksplorasi materi secara mandiri, sering kali disebabkan oleh rasa malas atau tidak terbiasa belajar secara aktif. Situasi ini diperparah dengan kesibukan anggota keluarga, yang sering kali terlibat dalam aktivitas masing-masing seperti bermain HP, menonton TV, bernyanyi, bersih-bersih, atau beristirahat, sehingga pendampingan belajar tidak bisa dilakukan secara optimal.

Setelah pulang sekolah, banyak anak yang lebih memilih untuk bermain atau beraktivitas bebas

Setelah pulang sekolah, banyak anak yang lebih memilih untuk bermain atau beraktivitas bebas tanpa jeda istirahat yang cukup. Akibatnya, ketika tiba waktunya untuk belajar di rumah, anak sering kali merasa kelelahan, mengantuk, atau bahkan tertidur. Kondisi ini membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi dan menyerap materi pelajaran dengan baik. Pola ini, jika terus berlangsung, dapat berdampak pada menurunnya kualitas belajar dan prestasi akademik. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan waktu dan kebiasaan yang seimbang antara bermain, beristirahat, dan belajar agar anak tetap bugar dan fokus saat belajar di rumah.

Keterbatasan media belajar seperti buku panduan/LKS, HP, dan jaringan internet

Keterbatasan media belajar seperti buku panduan/LKS, HP, dan jaringan internet  saat belajar di rumah dapat berdampak cukup besar terhadap efektivitas pembelajaran. Berikut penjelasan dari masing-masing keterbatasan:

1. Buku Panduan/LKS (Lembar Kerja Siswa): Tidak semua siswa memiliki akses ke buku atau LKS yang sesuai kurikulum. Tanpa panduan yang jelas, siswa kesulitan memahami materi secara mandiri. Guru juga kesulitan memberikan tugas yang seragam dan terstruktur.

2. HP (Handphone):

Tidak semua siswa memiliki HP pribadi, apalagi yang mendukung pembelajaran daring (smartphone). HP yang digunakan bersama anggota keluarga lain membuat waktu belajar terbatas. Kapasitas HP yang kecil bisa membatasi akses terhadap aplikasi atau file pembelajaran.

3. Jaringan Internet:

Daerah dengan sinyal lemah membuat akses pembelajaran daring terganggu. Kuota internet bisa menjadi beban biaya tambahan bagi keluarga. Koneksi yang tidak stabil menghambat kegiatan seperti video call, streaming, atau pengunduhan materi. Keterbatasan ini menuntut kreativitas dari guru dan dukungan dari lingkungan sekitar agar proses belajar tetap bisa berjalan, misalnya melalui pembelajaran berbasis modul cetak, radio, atau kunjungan belajar terbatas.

 

Pola pendampingan orangtua bagi anak yang kesulitan belajar

Pola pendampingan orangtua memegang peranan penting dalam membantu anak yang mengalami kesulitan belajar. Orangtua diharapkan hadir tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional dan psikologis, dengan menciptakan suasana yang nyaman dan suportif bagi anak. Pendampingan dapat dilakukan dengan cara mendengarkan keluhan anak, membantu menjelaskan materi, menyediakan waktu khusus belajar bersama, serta memberi motivasi dan apresiasi atas usaha anak. Selain itu, penting bagi orangtua untuk bekerja sama dengan guru, memantau perkembangan anak, dan tidak membebani anak dengan ekspektasi berlebihan. Pola pendampingan yang tepat dapat meningkatkan rasa percaya diri dan semangat belajar anak secara signifikan.

 


Share

Related Posts

1 comment

  1. Cepu Studio
    Cepu Studio May 5, 2025 at 7:47 PM
    Mantab pak joko

Confirmation of Closure

Are you sure you want to close this video playback?