- Posted by : Joko Mulyono
- on : May 01, 2025
Menerima siswa mutasi dari sekolah lain sebuah tugas mulia yang memberikan tantangan tersendiri bagi seorang guru wali kelas. Mengingat wali kelas harus memantau kurang lebih 30-an siswa terkadang membuat wali kelas putus asa. Beberapa tugas wali kelas yakni memotivasi pembayaran administrasi siswa, mendampingi kegiatan insidental yang diadakan sekolah, memberikan informasi update sekolah serta administrasi terkait ketidakhadiran, raport maupun administrasi lainnya yang berkaitan dengan siswanya.
Jika ditambahi siswa dari mutasi sekolah lain, dimungkinkan wali kelas menolak jika diamanahi siswa mutasi yang notabene bermasalah dari sekolah sebelumnya. Jika disikapi tugas guru membimbing generasi bangsa maka tugas membimbing siswa mutasi menjadi ladang amal bagi guru.
Jika wali kelas bersedia menerima siswa mutasi, hal yang perlu dilakukan yakni menyelesaikan administrasi siswa dari sekolah sebelumnya. Siswa mutasi harus mendapatkan surat mutasi dari sekolah asal dengan syarat sekolah tujuan menyatakan setuju / menerima siswa mutasi setelah ada komunikasi calon wali kelas, ketua jurusan ( jika SMK), Waka Ur Kesiswaan maupun Kepala Sekolah.
Surat mutasi disampaikan ke bagian dapodik, lalu dilanjutkan Ka TU untuk ditambahkan di daftar hadir kelas, serta melanjutkan ke pihak Bimbingan Konseling untuk memudakan pembinaan jika memang diperlukan ke depannya.
Jika administrasi surat menyurat selesai, langkah berikutnya menyelesaikan seragam maupun atribut sekolah sekaligus mensosialisasikan biaya administrasi yang menjadi kewajiban siswa mutasi. Hal ini bertujuan agar orangtua siswa mutasi tidak kaget maupun bingung dengan jenis biaya yang ada di sekolah baru. Pengadaan seragam juga perlu dibantu untuk mendapatkannya misal memberikan nomor kontak person bagian pengadaan seragam sekolah yang menangani seragam misal koperasi sekolah , unit produksi.
Langkah berikutnya membuat grup whatsapp khusus yang beranggotakan siswa, orangtua wali, ketua jurusan( jika perlu) dan wali kelas. Harapannya akan memudahkan komunikasi tentang ketidakhadiran, membagikan informasi resmi dan pemberian motivasi.
Memberikan tugas ringan misal mengenal komponen praktek, merakit rangkaian sederhana bisa menjadi alat bantu untuk menggairahkan semangat sekolah siswa mutasi yang mungkin notabene malas belajar, malas sekolah, sekaligus adaptasi dengan lingkungan sekolah baru misal bengkel, ruang kelas, kantin, parkir. Diupayakan siswa mutasi menjadi nyaman dengan suasana di sekolah yang baru dan bisa beradaptasi dengan warga sekolah.
Home visit juga perlu dilakukan untuk melihat kondisi riil siswa mutasi. Home visit menjadi media untuk mengorek informasi di lingkungan siswa mutasi tinggal. Dari hasil home visit terkadang guru akan bertemu dengan famili siswa mutasi, dengan harapan bisa memberikan motivasi untuk semangat bersekolah lagi.
Membuat absen khusus datang dan pulang perlu direalisasikan. Terkadang jika belum sempat mengisi daftar hadir, bukti hadir bisa dilakukan dengan foto selfie di kelas, serta perlu di klarifikasi di teman sekelas untuk memastikan siswa mutasi sudah hadir di dalam kelas atau belum.
Memberikan motivasi serta mendoakan siswa mutasi untuk diberikan semangat belajar dan semangat bersekolah, memotivasi orangtua agar tetap diberikan kesabaran terhadap ujian yang sedang dialami jika siswa mutasi bermasalah.
Demikian tips sederhana dari pengalaman pribadi penulis sebagai wali kelas yang baru saja menerima siswa mutasi dari sekolah lain, semoga dengan ikhlas, sabar serta tawakal akan menjadikan kemudahan urusan kita untuk mendidik generasi yang sholeh sholihah... Aamin. (Joko)