Skip to Content
Loading...
Nur Imamah
Nur Imamah
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Kisah Inspiratif "Disaat dunia menutup 3 pintu, tetapi Tuhan membukakan 1 pintu yang sangat tepat"



Namaku Vivi, seorang gadis kecil berusia 14 tahun yang baru saja lulus dari sekolah menengah pertama. Gadis kecil itu dulu selalu mendapatkan juara di kelas, dan tibalah waktu kelulusannya, dan dengan sangat yakin dengan potensinya, gadis itu memberanikan diri mendaftar ke 3 sekolah menengah atas unggulan di kotanya. Gadis  kecil itu membayangkan masa depan yang cerah, teman-teman baru, lingkungan baru, dan guru-guru hebat yang akan menuntunnya meraih cita-cita menjadi seorang Dokter.

Namun, harapan itu runtuh satu persatu. Sekolah pertama menolaknya karena nilai rapot gadis itu dianggap kurang memenuhi standar, gadis itu tidak pantang menyerah dia melanjutkan daftar ke sekolah kedua. Tetapi sekolah kedua itu lebih mengutamakan jalur zonasi terdekat, sedangkan letak rumah gadis itu sangat jauh dari sekolahan yang kedua, gadis itu tidak pantang menyerah ia masih ingin berusaha untuk mendaftar ke sekolah impiannya yang terakhir yaitu sekolah ketiga, impiannya sejak lama, tapi takdir berkata lain sekolah pilihannya yang terakhir itu juga menerapkan sistem zonasi.

Gadis kecil itu merasa dunia terlalu tidak adil untuk dirinya. Ia menangis berhari-hari, menyalahkan dirinya sendiri, merasa gagal, dan kehilangan kepercayaan diri.

Namun, karena waktu semakin dekat dengan permulaan tahun ajaran baru ia dengan support dari kedua orangtuanya memberanikan diri untuk daftar di sekolah menengah kejuruan yaitu "SMK MUHAMMADIYAH 2 CEPU".

Awalnya saat masa MPLS di sekolah itu, ia merasa malu, tidak percaya diri dan bahkan enggan berkenalan dengan siapapun, ia berpikir "Aku Seharusnya Tidak Di Sini". Namun hari demi hari berlalu, guru-guru disana sangat ramah mereka bukan hanya mengajar tetapi juga mendengarkan dan membimbing dengan sepenuh hati, teman-temannya sangat amat seru dan saling mendukung. Sekolah yang dulu tidak ia impikan itu justru memberikan ia ruang untuk tumbuh, berekspresi dan mengenal dirinya lebih dalam.

Disanalah gadis kecil itu mulai mengikuti organisasi, ia bergabung dengan organisasi IPM. Di organisasi ini ia diajarkan untuk disiplin, tidak mudah tersinggung, berani mengakui kesalahan, tanggung jawab, berani berbicara di depan umum dan masih banyak lagi. dan juga di organisasi ini ia membuktikan bahwa saudara tidak sedarah itu benar-benar ada, dan ada rasa bangga tersendiri ketika kita berhasil menjalankan acara dengan sangat lancar tanpa halangan apapun.

Dua tahun berlalu ia kini sudah duduk di bangku kelas 12, bersiap untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, ia kini bukan lagi seorang anak yang penuh penyesalan dan rasa malu, ia kini tumbuh menjadi pribadi yang kuat, percaya diri dan penuh rasa syukur. Banyak hal yang sudah ia alami, banyak rasa kekecewaan yang ia rasakan, dan banyak hal tidak ia inginkan terjadi, tetapi semua itu membawa dirinya untuk menjadi seperti sekarang ini.

"Aku dulu berpikir bahwa aku harus masuk sekolah unggulan untuk bisa jadi hebat. Tapi ternyata, sekolah yang tidak aku inginkan justru membentukku menjadi lebih dari yang aku bayangkan."

 

Penulis : Vivi Anggraini

 


Share

Related Posts

Post a Comment

Confirmation of Closure

Are you sure you want to close this video playback?