- Posted by : Joko Mulyono
- on : June 20, 2025
Luka Nikel di Surga Raja Ampat
"Dulu kami bernyanyi, kini hanya teriak."
Buldozer menderu, menggali tanpa malu,
"Di mana janji mereka? Ini bukan keseimbangan—ini pembunuhan perlahan!"
Nelayan mengepal pasir yang berubah jadi lumpur logam.
Menteri mengangguk dalam rapat ber-AC,
"Evaluasi? Kami butuh tindakan, bukan catatan di kertas rapuh!"
"Mama, ini bukan lagi laut yang kau ceritakan."
Ibu menatap haluan kapal tambang,
"Mereka mengambil emas hitam, tapi meninggalkan kami dengan kuburan."
"Kalian ukur keuntungan, tapi siapa yang ukur derita kami?"
Laut mendesis dalam gelombang beracun,
"Raja Ampat bukan warisanmu—ia titipan anak cucu yang kau curangi!"
"Kalian pikir kami diam? Lihat nanti ketika kami runtuh!"
Tapi mesin-mesin tetap menggerus,
Sementara di peta, surga perlahan jadi noda arang yang bisu.