- Posted by : Joko Mulyono
- on : June 12, 2025
Di
tengah keterbatasan sarana dan dana, bakat seni dan tari yang dimiliki oleh
banyak siswa kerap kali terpendam dan tidak tersalurkan dengan baik. Padahal,
di balik sorotan ruang kelas yang lebih menitikberatkan pada capaian akademik,
tersimpan potensi besar dalam diri para remaja yang merindukan panggung,
gamelan, dan sorak sorai penonton. Sayangnya, semangat itu kerap terhenti pada
impian. Ketika alat gamelan tak tersedia, kostum usang tak terganti, tempat
latihan minim, dan transportasi tak terjangkau, maka seni hanya menjadi angan
yang nyaris pudar. Namun, di SMK MUDA Cepu, cerita itu berubah menjadi
inspirasi. Dengan keberanian untuk memberi ruang dan dukungan nyata, sekolah
ini berhasil menjawab tantangan dengan cara yang tak hanya membangkitkan
semangat, tetapi juga membentuk karakter siswa secara utuh melalui pembinaan
seni barongan yang intensif dan konsisten.
Seni
Barongan sebagai bagian dari kekayaan budaya lokal sebetulnya telah menjadi
daya tarik tersendiri. Namun, kenyataan
di lapangan menunjukkan betapa bakat-bakat itu kerap terhambat oleh minimnya
fasilitas. Banyak siswa SMK MUDA Cepu memiliki kemampuan luar biasa dalam
menari dan memainkan alat musik tradisional. Mereka memiliki kepekaan artistik
yang tajam dan semangat yang tinggi. Akan tetapi, dengan alat gamelan yang
seadanya, kostum yang belum layak, dan ruang latihan yang terbatas, semangat
mereka seperti dirantai. Tak hanya itu, membentuk grup seni juga bukan perkara mudah.
Koordinasi yang lemah, kurangnya pelatih, dan tidak sinkronnya waktu
antaranggota membuat latihan sering berantakan. Bahkan saat tampil, mereka
harus berjibaku dengan urusan logistik dan biaya transportasi yang tak jarang
harus ditanggung sendiri. Akibatnya, seni menjadi sesuatu yang eksklusif—hanya
bisa dijalani oleh mereka yang sanggup secara ekonomi.
Menjawab tantangan tersebut, SMK MUDA Cepu mengambil langkah berani:
memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan ekstrakurikuler Seni Barongan.
Sekolah tak hanya menyediakan alat gamelan dan kostum barongan, tetapi juga
menyiapkan tempat latihan yang layak, membiayai transportasi, hingga menanggung
seluruh operasional kegiatan. Dukungan ini bukan hanya bersifat simbolis,
melainkan nyata dan menyeluruh. Tak heran jika kemudian latihan rutin bisa
dijalankan setiap minggu. Bahkan, menjelang event besar seperti HUT RI, Expo
Kota, atau Kirab Hari Jadi Kabupaten, intensitas latihan ditingkatkan dengan
antusiasme yang luar biasa. Semangat siswa yang dulu sempat redup kini menyala
kembali, tidak hanya karena tersedianya fasilitas, tetapi juga karena mereka
merasa dihargai dan didukung.
Lebih dari sekadar latihan teknis, pembinaan seni barong di SMK MUDA Cepu
juga menanamkan nilai-nilai penting dalam diri siswa. Guru pendamping dan
pelatih tak hanya mengajarkan gerakan tari atau teknik menabuh gamelan, tetapi
juga membimbing siswa dalam membangun kerja sama tim, disiplin, dan tanggung
jawab. Setiap latihan adalah proses pembentukan karakter. Setiap pementasan adalah
ujian keberanian dan kepemimpinan. Siswa belajar hadir tepat waktu, mengelola
emosi, mengatur jadwal, bahkan merancang strategi agar pertunjukan berjalan
sukses. Hal ini menjadikan seni barongan sebagai media pendidikan karakter yang
efektif dan menyenangkan.
Dampaknya pun terlihat nyata. Klub seni barongan “Mustiko Mudo” tumbuh
menjadi komunitas seni yang kuat dan inspiratif. Siswa yang bergabung tak hanya
menyalurkan bakatnya, tetapi juga mengalami transformasi dalam kepercayaan diri
dan keterampilan sosial. Mereka terbiasa tampil di depan publik, belajar
menyampaikan pesan melalui seni, dan membangun relasi dengan masyarakat luas.
Tak hanya itu, mereka juga menjadi duta pelestari budaya lokal. Seni barongan
yang dahulu mulai ditinggalkan kini kembali hidup dan tumbuh subur di kalangan
generasi muda. SMK MUDA Cepu pun dikenal sebagai sekolah yang peduli dan aktif
dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal.
Tak sedikit pula alumni yang menjadikan pengalaman di klub seni Barongan
sebagai bekal untuk berwirausaha. Ada yang membuka usaha penyewaan kostum
barongan, membuat dan menjual alat gamelan miniatur, hingga memproduksi seragam
pertunjukan secara profesional. Mereka tak hanya menjadi penari, tetapi juga
pengusaha muda yang memahami manajemen seni pertunjukan dari hulu hingga hilir.
Selain itu, keterlibatan aktif siswa dalam mengelola latihan, menyusun jadwal,
mengatur transportasi, dan menjalin kerja sama dengan pihak luar juga melatih
mereka menjadi pemimpin. Mereka tidak sekadar ikut tampil, tapi juga belajar
merencanakan, mengorganisir, dan mengeksekusi pertunjukan seni seperti sebuah
proyek profesional.
Satu hal menarik lainnya, keberadaan klub seni barongan juga memberikan
dampak positif terhadap penerimaan peserta didik baru. Kegiatan ekstrakurikuler
ini menjadi daya tarik tersendiri bagi calon siswa dan orang tua. Dalam
berbagai kesempatan promosi sekolah, penampilan barongan “Mustiko Mudo” selalu
menjadi magnet utama. Bahkan, tidak sedikit siswa baru yang mendaftar ke SMK
MUDA Cepu karena tertarik untuk bergabung dalam kegiatan seni tersebut. Ini
menunjukkan bahwa program seni yang dikelola dengan baik bisa menjadi nilai
tambah dalam membangun citra positif sekolah.
Kisah sukses SMK MUDA Cepu ini menunjukkan bahwa sekolah memiliki peran
penting sebagai penggerak potensi siswa. Sekolah bukan hanya tempat belajar
matematika atau fisika, tetapi juga tempat di mana mimpi-mimpi seni bisa hidup
dan tumbuh. Ketika diberi fasilitas yang memadai dan lingkungan yang mendukung,
bakat seni yang semula terpendam bisa berkembang menjadi prestasi yang
membanggakan. Lebih dari itu, seni ternyata menjadi medium pembentukan karakter
yang kuat. Nilai gotong royong, sopan santun, disiplin, serta kecintaan pada
budaya lokal dapat ditanamkan melalui proses kreatif yang menyenangkan dan
menyentuh hati.
Tak kalah penting adalah kolaborasi dengan lingkungan sekitar. SMK MUDA
Cepu membuka diri untuk tampil di berbagai agenda pemerintah daerah, mulai dari
kirab, karnaval, hingga expo pendidikan. Keterlibatan ini membangun relasi
positif antara sekolah dan masyarakat, sekaligus memperluas panggung bagi siswa
untuk tampil dan dikenal. Ini membuktikan bahwa seni bisa menjadi jembatan yang
mempererat hubungan antarindividu dan lembaga.
Bagi sekolah lain yang menghadapi tantangan serupa, SMK MUDA Cepu bisa
menjadi contoh inspiratif. Seni seharusnya bukan pelengkap, tetapi bagian
integral dari pengembangan diri siswa. Sekolah perlu membentuk komunitas seni
yang aktif dan kreatif, melibatkan guru pembina yang berdedikasi, serta
menjalin sinergi dengan orang tua dan masyarakat. Dengan langkah tersebut, seni
bisa menjadi media pembelajaran yang efektif sekaligus alat promosi sekolah
yang kuat.
Pada akhirnya, bakat seni dan tari dalam diri siswa adalah potensi luar
biasa yang tak boleh disia-siakan. Dengan dukungan nyata dari sekolah, seni
bukan hanya menjadi panggung hiburan, tetapi juga ruang pembelajaran,
pembentukan karakter, dan pengembangan masa depan. Mari para pendidik, kita
gali lebih dalam potensi siswa bukan hanya demi prestasi, tapi demi kehidupan
yang lebih kaya makna. Semoga klub seni barongan “Mustiko Mudo” dari SMK MUDA
Cepu bisa terus menjadi sumber inspirasi, dan menyulut semangat sekolah lain
untuk memberi tempat yang layak bagi bakat-bakat seni generasi muda Indonesia.
Penulis : Joko Mulyono, S.Pd,
Guru Listrik SMK Muhammadiyah 2 Cepu