Skip to Content
Loading...
Nur Imamah
Nur Imamah
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Kelas Konten Kreator AI Sebagai Inovasi SMK Muhammadiyah 2 Cepu Menyongsong Kurikulum Masa Depan

 


 

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi revolusi besar dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari industri, komunikasi, hingga pendidikan. Dunia bergerak cepat menuju era baru, di mana keterampilan digital menjadi kebutuhan dasar yang wajib dimiliki setiap individu. Dalam konteks ini, dunia pendidikan dituntut untuk mampu beradaptasi, merespons perubahan, dan menyiapkan generasi muda dengan kecakapan yang relevan dengan masa depan.

SMK Muhammadiyah 2 Cepu menjadi salah satu sekolah yang menjawab tantangan tersebut dengan langkah strategis yang luar biasa. Di tengah minimnya akses terhadap teknologi canggih di daerah Cepu dan Blora, sekolah ini justru mengambil terobosan berani: menghadirkan Kelas Konten Kreator AI sebagai bentuk kesiapan menghadapi kurikulum 2025/2026 yang akan memuat mata pelajaran pilihan seputar AI dan coding. Langkah ini bukan hanya menjadi inovasi lokal, tetapi juga penanda bahwa transformasi pendidikan tidak harus menunggu kesiapan pusat—justru bisa dimulai dari sekolah-sekolah pinggiran yang visioner dan progresif.

Tujuan dari penyelenggaraan Kelas Konten Kreator AI ini sangat jelas: membekali siswa dengan keterampilan masa depan berbasis teknologi cerdas. Tidak hanya sekadar memperkenalkan teknologi AI secara teoritis, namun langsung mengajarkan bagaimana siswa dapat menggunakan berbagai platform AI dalam proses kreatif, baik di bidang tulis-menulis, desain grafis, maupun produksi multimedia. Kelas ini menjadi jawaban konkret atas tantangan masa depan, sekaligus jalan bagi siswa untuk berkarya, berpikir kritis, dan membangun portofolio digital sejak dini.

Namun, sebelum mencapai titik keberhasilan, perjalanan SMK Muhammadiyah 2 Cepu tidaklah mudah. Di wilayah Cepu dan Blora, pemahaman tentang teknologi AI masih sangat terbatas. Praktisi AI dari Forum Kreator Era AI Jawa Tengah, Bapak Gunawan Trihantoro, yang turut mendampingi program ini, mengungkapkan bahwa masih banyak sekolah dan tenaga pendidik yang belum memahami apa itu AI, apalagi menerapkannya dalam proses belajar-mengajar. Sosialisasi yang minim, ditambah keterbatasan fasilitas dan sumber daya manusia, membuat banyak sekolah ragu untuk mulai.

Selain itu, kesiapan menghadapi kurikulum 2025/2026 juga menjadi tantangan tersendiri. Kurikulum yang dirancang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut akan membuka pilihan mata pelajaran baru seperti AI dan coding. Namun, sebagian besar sekolah masih gamang—belum memiliki tenaga pengajar yang menguasai materi, belum ada modul pembelajaran yang terstandar, dan belum terbentuk budaya belajar teknologi secara aktif di lingkungan sekolah. Ini membuat adopsi kurikulum baru menjadi proses yang tidak bisa hanya mengandalkan instruksi pemerintah, melainkan harus dibarengi inisiatif dan kesiapan internal sekolah.

Menjawab permasalahan tersebut, SMK Muhammadiyah 2 Cepu memulai transformasi dengan menggelar Pelatihan Konten Kreator AI secara intensif. Dalam pelatihan ini, Bapak Gunawan Trihantoro membimbing langsung siswa dan guru dengan materi yang sangat aplikatif. Peserta diajak untuk memahami dan menggunakan beragam platform AI seperti ChatGPT untuk penulisan dan ide kreatif, Leonardo AI untuk desain visual, Suno AI untuk kreasi musik, dan Bing.com yang telah dilengkapi fitur AI generatif. Dari sini, siswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga kreator konten digital yang mampu menciptakan sesuatu yang bernilai dan berdampak.

Yang menarik, pelatihan ini tidak hanya menyasar siswa, tetapi juga melibatkan guru secara aktif. Kolaborasi praktisi dan pendidik inilah yang menjadi kekuatan utama program ini. Siswa tidak merasa digurui, melainkan diajak untuk bereksperimen dan bereksplorasi bersama guru. Terbentuklah ekosistem pembelajaran yang menyenangkan, dinamis, dan berbasis teknologi. Guru pun mendapatkan pengalaman baru dan keterampilan tambahan yang sangat penting dalam menyambut kurikulum berbasis AI.

Dampak positif dari pelatihan ini segera terlihat. SMK Muhammadiyah 2 Cepu berhasil mendapatkan pengakuan nasional sebagai penyelenggara Kelas Kreator AI pertama di Indonesia. Penghargaan ini bukan hanya soal predikat, melainkan simbol keberanian sekolah dalam memimpin perubahan di tengah keterbatasan. Sekolah ini tidak menunggu kemajuan datang dari luar, tetapi memilih untuk menciptakan kemajuan dari dalam.

Tak hanya berhenti pada pelatihan, para siswa peserta kelas AI langsung menghasilkan karya nyata berbasis teknologi. Salah satunya adalah peluncuran buku album musikalisasi puisi berjudul “Semangat Sumpah Pemuda, Dari Kata ke Nada”. Karya ini menggabungkan teks puisi, desain sampul, ilustrasi, hingga musik latar yang seluruhnya dihasilkan dengan bantuan teknologi AI. Proyek ini membuktikan bahwa AI bisa menjadi mitra produktif dalam proses berkesenian dan pendidikan karakter. Lebih membanggakan lagi, peluncuran buku ini diselenggarakan secara resmi di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Blora, yang menjadi ajang apresiasi atas kreativitas siswa dan inovasi sekolah.

Peluncuran buku ini juga menjadi bukti bahwa AI bukan hanya milik orang kota atau kalangan elit digital. Di tangan siswa SMK dari kota kecil, AI bisa menjadi jembatan ekspresi, media belajar, dan sarana berkarya yang tak terbatas. Karya yang dilahirkan tidak hanya berdampak pada internal sekolah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi komunitas pendidikan lain di wilayah Blora dan sekitarnya.

Lebih jauh, inisiatif SMK Muhammadiyah 2 Cepu menghadirkan kelas AI adalah bentuk gerakan literasi teknologi yang sesungguhnya. Dalam banyak kasus, teknologi hadir ke sekolah-sekolah hanya sebagai alat bantu atau formalitas kurikulum. Namun di sini, teknologi benar-benar menjadi bagian dari budaya belajar. Siswa tidak hanya belajar apa itu AI, tetapi juga bagaimana memanfaatkannya secara etis dan produktif. Dengan pola pikir semacam ini, siswa dibekali dengan modal besar untuk menghadapi dunia kerja maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Keberhasilan program ini juga tak lepas dari kepemimpinan sekolah yang terbuka terhadap inovasi. Kolaborasi antara kepala sekolah, guru, praktisi, dan komunitas menjadi kunci sukses implementasi Kelas Konten Kreator AI. Ini menunjukkan bahwa ketika sekolah memberi ruang bagi kreativitas, maka keterbatasan bukan menjadi penghalang, melainkan pemicu lahirnya terobosan-terobosan besar.

Kisah sukses SMK Muhammadiyah 2 Cepu adalah bukti bahwa sekolah di daerah pun bisa menjadi pelopor inovasi nasional. Dengan semangat belajar, kolaborasi lintas pihak, dan keberanian untuk mengambil langkah pertama, sekolah mampu mencetak sejarah baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Terlebih menjelang diberlakukannya kurikulum 2025/2026, inisiatif semacam ini sangat penting untuk mempercepat proses adaptasi, menyemai budaya teknologi, dan menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga relevan dengan zaman.

Pada akhirnya, Kelas Konten Kreator AI bukan sekadar pelatihan. Ia adalah simbol pergeseran paradigma pendidikan: dari pembelajaran pasif ke eksplorasi aktif, dari teori ke praktik, dari konsumsi informasi ke produksi pengetahuan. Ini adalah langkah awal yang menjanjikan, dan semoga menjadi inspirasi bagi lebih banyak sekolah untuk berani berinovasi dan membekali siswanya dengan keterampilan abad ke-21.

SMK Muhammadiyah 2 Cepu telah menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari ruang kecil—asal ada niat, semangat, dan keberanian untuk bergerak. Masa depan pendidikan Indonesia ada di tangan sekolah-sekolah seperti ini, yang tak menunggu perubahan, tapi menciptakannya sendiri.

Penulis : Joko Mulyono, S.Pd,  Guru Listrik SMK Muhammadiyah 2 Cepu

Share

Related Posts

Post a Comment

Confirmation of Closure

Are you sure you want to close this video playback?