Skip to Content
Loading...
Nur Imamah
Nur Imamah
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Transformasi Pembelajaran Teknik Listrik Melalui Project Based Learning di SMK Muhammadiyah 2 Cepu

 


 

Pendidikan vokasi sejatinya bukan sekadar membekali siswa dengan pengetahuan teoretis, melainkan juga menanamkan keterampilan nyata yang siap diterapkan di dunia kerja. Inilah yang menjadi semangat utama dari bantuan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) tahun 2021 yang diterima oleh SMK Muhammadiyah 2 Cepu, khususnya untuk pengembangan fasilitas praktik teknik listrik. Bantuan ini tidak hanya berbentuk sarana dan prasarana canggih, tetapi juga menjadi pemantik perubahan dalam pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam dan kontekstual.

Fasilitas praktik yang diberikan melalui program SMK PK tersebut antara lain berupa peralatan instalasi listrik berstandar industri global, termasuk komponen dan perangkat dari Schneider Electric asal Perancis. Harapannya, siswa dapat merasakan langsung atmosfer kerja profesional sejak di bangku sekolah. Namun demikian, impian tersebut tentu tidak mudah diwujudkan begitu saja. Ada tantangan besar yang mengadang, terutama dari sisi internal sekolah, yaitu keterbatasan waktu dan beban kerja guru teknik listrik yang begitu kompleks ketika bantuan diterima.

Saat bantuan datang, para guru teknik listrik dihadapkan pada beban administratif, koordinasi proyek, dan pengelolaan logistik. Situasi ini membuat mereka tidak dapat secara penuh memimpin proses pemasangan instalasi listrik di gedung praktik yang sedang dibangun. Untuk menjamin instalasi berjalan sesuai spesifikasi teknis, pihak sekolah akhirnya menggandeng teknisi profesional dari luar sebagai pelaksana utama pekerjaan. Meski menjadi solusi praktis, pilihan ini menyisakan kegelisahan pedagogis bagi para guru: bagaimana mereka bisa memastikan bahwa proses ini juga menjadi media belajar nyata bagi siswa?

Di sinilah muncul kesadaran akan pentingnya Project Based Learning (PjBL) sebagai pendekatan yang mampu menjembatani kebutuhan pembelajaran dengan realitas proyek yang sedang berjalan. PjBL bukan sekadar metode, tetapi filosofi belajar yang menempatkan siswa sebagai subjek aktif yang memecahkan masalah nyata, berpikir kritis, dan menghasilkan produk autentik. Dalam konteks teknik listrik, PjBL memungkinkan siswa tidak hanya mengamati, tetapi benar-benar menyentuh, mengukur, memasang, dan menguji instalasi listrik sesuai standar industri.

Namun sebelum PjBL dapat diterapkan secara utuh, perlu dilakukan identifikasi masalah yang menghambat integrasi antara proyek instalasi nyata dengan pembelajaran teknik di kelas. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan waktu guru teknik listrik. Ketika bantuan diterima, guru dituntut untuk mengelola dokumen administrasi, menyusun perencanaan, berkoordinasi dengan dinas dan vendor, serta memastikan kesiapan infrastruktur. Beban ini sangat menyita perhatian, sehingga keterlibatan guru dalam proyek lapangan menjadi minim. Dampaknya, pemasangan instalasi listrik sebagai bagian utama dari pembangunan fasilitas praktik, diserahkan sepenuhnya kepada teknisi eksternal. Padahal, bagian inilah yang sangat potensial menjadi media belajar paling efektif bagi siswa.

Guru teknik listrik sebenarnya sangat ingin menghadirkan PjBL dalam kegiatan pembelajaran. Mereka sadar bahwa metode konvensional di kelas tidak lagi cukup membekali siswa untuk dunia kerja yang kompleks. Siswa butuh pengalaman riil, berhadapan langsung dengan tantangan lapangan, dan belajar menyelesaikan masalah dengan pendekatan profesional. Dalam hal ini, PjBL menjadi pendekatan yang relevan karena menyatukan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam satu paket kegiatan yang nyata.

Selain itu, ada kebutuhan eksplorasi yang besar dari siswa. Mereka bukan hanya ingin tahu teori listrik atau sekadar membuat rangkaian sederhana di atas papan praktik, tetapi ingin memahami bagaimana instalasi listrik skala gedung dilakukan. Ketika tahu bahwa perangkat yang digunakan adalah produk Schneider Electric – salah satu brand global terkemuka di bidang kelistrikan – semangat siswa pun berkobar. Mereka ingin membuktikan bahwa lulusan SMK bisa bekerja dengan standar internasional, asal diberi kesempatan untuk mencoba.

Untuk mewujudkan semua itu, dibutuhkan strategi yang kreatif namun realistis. Salah satu langkah yang diambil oleh SMK Muhammadiyah 2 Cepu adalah membangun kolaborasi yang erat antara guru dan instalatir profesional. Guru tidak lagi sekadar menjadi penonton, tetapi ikut terlibat dalam perencanaan dan pengawasan proyek, serta mengidentifikasi titik-titik belajar yang bisa dimanfaatkan siswa. Dalam proses ini, terjadilah transfer pengetahuan dan keterampilan secara informal dari instalatir kepada guru, dan dari guru kepada siswa. Komunikasi yang intensif memungkinkan setiap tahapan proyek menjadi bagian dari kurikulum yang hidup.

Tak hanya itu, pelibatan siswa dalam proyek pun dirancang secara sistematis. Guru dan instalatir membagi proyek instalasi menjadi beberapa segmen kecil, seperti pengukuran jalur kabel, pemasangan MCB, instalasi stop kontak dan saklar, serta pengujian sistem kelistrikan. Setiap segmen dikelola sebagai mini-proyek yang ditangani oleh kelompok siswa berbeda. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya menjadi pembantu teknisi, tetapi menjadi pelaku utama yang mengerjakan tugas sesuai standar kerja. Mereka dibekali briefing awal, didampingi saat pelaksanaan, dan diajak refleksi setelah pekerjaan selesai.

Hasilnya luar biasa. Project Based Learning akhirnya terlaksana secara nyata di SMK Muhammadiyah 2 Cepu, bukan hanya sebagai jargon kurikulum, tetapi sebagai praktik yang hidup. Para siswa merasakan bagaimana menghadapi tantangan nyata dalam pemasangan instalasi listrik, lengkap dengan berbagai dinamika dan solusi lapangan. Mereka belajar mengukur tegangan, menyambung kabel, memahami diagram instalasi, dan mengoperasikan alat ukur dengan presisi. Semua itu dilakukan bukan di laboratorium simulasi, tetapi di gedung praktik yang sesungguhnya.

Dampak dari implementasi ini sangat terasa. Siswa menjadi lebih percaya diri, terampil, dan siap menghadapi tuntutan dunia kerja. Mereka juga belajar bekerja sama dalam tim, berkomunikasi secara profesional, dan menghargai proses kerja yang aman dan efisien. Guru pun merasakan kebahagiaan tersendiri karena berhasil mengintegrasikan pembelajaran dengan proyek riil. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi fasilitator dan pembimbing proyek yang membentuk karakter siswa secara utuh. Gedung praktik teknik listrik yang semula hanya bangunan kosong, kini berubah menjadi ruang pembelajaran yang dinamis, dengan instalasi berstandar internasional yang dikerjakan langsung oleh siswa SMK.

Kisah sukses ini menyampaikan satu pesan penting: bahwa PjBL bukanlah metode mahal yang hanya bisa diterapkan di sekolah unggulan. Dengan kemauan, kreativitas, dan kolaborasi yang baik, PjBL bisa diimplementasikan bahkan di tengah keterbatasan. Kuncinya adalah menjadikan proyek nyata sebagai bagian dari pembelajaran, bukan sekadar pekerjaan fisik yang diserahkan pada pihak luar. Melibatkan siswa sejak awal, memberi mereka peran penting, dan mendampingi mereka hingga akhir adalah strategi yang patut dicontoh.

Kesimpulannya, penerapan Project Based Learning dalam pengembangan fasilitas praktik teknik listrik di SMK Muhammadiyah 2 Cepu telah membuktikan efektivitasnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui strategi kolaboratif, guru dan instalatir berhasil menciptakan ruang belajar yang autentik, menyenangkan, dan bermakna bagi siswa. Hal ini menjadi bukti bahwa pembelajaran teknik tidak harus selalu berlangsung di dalam kelas, tetapi dapat berkembang secara luar biasa ketika disatukan dengan proyek nyata yang menantang. Oleh karena itu, disarankan agar SMK lain yang menerima bantuan serupa dari program SMK Pusat Keunggulan, mulai mempertimbangkan penerapan PjBL sebagai pendekatan utama dalam pembelajaran kejuruan mereka. Karena sesungguhnya, kabel masa depan tidak hanya terpasang di dinding gedung praktik, tetapi juga tersambung erat di benak dan keterampilan siswa yang siap menghadapi dunia kerja.

Penulis : Joko Mulyono, S.Pd,  Guru SMK Muhammadiyah 2 Cepu

Share

Related Posts

Post a Comment

Confirmation of Closure

Are you sure you want to close this video playback?